Washington Consensus

Written on 4:31 AM by Andy Yoes Nugroho


n Liberalisasi
n Deregulasi
n Privatisasi
Arah Menuju
Jurang Kemiskinan
---------------------------------------
Penulis :
Joseph E. Stiglitz

Penerjemah :
Darmawan Triwibowo
Desain Cover :
Andy Yoes Nugroho
Penerbit :
INFID – 2002
---------------------------------------


Krisis ekonomi global yang berawal di Thailand pada bulan Juli 1997 telah membawa negara-negara di Asia (Indonesia, Malaysia, Philipina, Korea) kedalam situasi ‘gawat’. Kemajuan yang sangat mengesankan selama tiga dasawarsa, dimana pendapatan perkapita telah meningkat, kesehatan membaik, kemiskinan telah berkurang secara amat dramatis hancur dalam sesaat. Namun, bibit malapetaka sebenarnya telah lama ditanamkan. Awal dasawarsa 90-an, negeri-negeri di Asia telah meliberalisasikan pasar keuangan dan pasar modal mereka, bukan karena mereka memerlukan tambahan dana, tetapi karena tekanan internasional, termasuk tekanan dari Departemen Keuangan Amerika Serikat. Perubahan ini telah merangsang masuknya modal berjangka pendek -- jenis modal yang mencari keuntungan sebesar-besarnya pada hari, minggu, atau bulan berikutnya (setelah kedatangan mereka), dan bukannya pada investasi berjangka panjang seperti membangun pabrik-pabrik.
Washington Consensus (Kesepakatan Washington) --sebutan bagi lembaga seperti Bank Dunia, IMF, Departemen Keuangan AS, yang bermarkas di Washington-- sangat terkontaminasi berbagai kepentingan. Washington Consensus menyatakan bahwa kinerja perekonomian yang baik membutuhkan perdagangan bebas, stabilitas makro serta penerapan kebijakan harga yang tepat. Tak dapat disangkal bahwa butir-butir Washington Consensus merupakan syarat bagi berfungsinya mekanisme pasar. Hanya saja, harus diingat bahwa kebijakan-kebijakan yang direkomendasikannya tidaklah lengkap, bahkan kadang kala salah arah. Mekanisme pasar, agar bisa berfungsi dengan baik, membutuhkan lebih dari sekadar tingkat inflasi yang rendah. Pasar membutuhkan pula regulasi yang tepat di sektor finansial, kebijakan persaingan usaha, serta kebijakan yang bisa memfasilitasi alih teknologi dan mendorong transparansi. Hal-hal fundamental inilah yang diabaikan dan tidak tercakup dalam Washington Consensus. Dogma liberalisasi, seperti yang diajukan oleh Washington Consensus, acap kali berubah menjadi tujuan dan bukan lagi berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan sistem finansial yang lebih baik.

IMF lebih suka jika orang luar tidak terlalu banyak bertanya mengenai apa yang sedang mereka kerjakan. Dalam teori, lembaga keuangan itu mendukung institusi-institusi demokrasi di negara-negara yang dibantunya. Dalam prakteknya, IMF merusak proses demokrasi dengan cara mendesakkan kebijakan-kebijakannya. Sudah tentu resminya IMF tidak 'menekan' apa pun juga. Ia 'merundingkan' syarat-syarat untuk menerima bantuan. Tetapi semua kekuatan dalam negosiasi itu hanya berada pada suatu sisi --- sisi IMF -- dan lembaga keuangan tersebut jarang sekali memberikan waktu yang cukup untuk menumbuhkan konsensus atau bahkan untuk mengadakan konsultasi yang luas baik dengan dewan perwakilan rakyat atau dengan masyarakat sipil. Kadang-kadang IMF sama sekali mengabaikan keterbukaan dan menegosiasikan perjanjian-perjanjian rahasia.

Joseph E.Stiglitz merupakan salah satu pemikir yang cukup kritis dalam menilai perilaku IMF. Dengan latar belakangnya sebagai akademisi dan pernah menduduki jabatan tinggi di Bank Dunia serta Dewan Ekonomi Amerika Serikat tentunya ia memiliki argumen yang kuat dalam setiap kritikannya. Buku kumpulan kuliah Stiglitz ini tentunya amat bermanfaat bagi kita dalam memahami keadaan sebenarnya dari politik dan ekonomi internasional. Kita tentunya bertanya apakah mungkin Washington Consensus tersebut mampu dilawan oleh ideologi lain setelah ideologi neoliberalisme mendunia. Jawabannya tentu saja tergantung dari paham yang kita anut. Namun dalam sistem dunia yang tidak adil ini, ketidak adilan tentunya harus selalu dilawan. Selamat membaca.


Jakarta, 13 Desember 2002


Binny Buchori
(Secretary Executive)


---------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Joseph E. Stiglitz

Joseph E. Stiglitz yang lahir pada tanggal 9 Februari 1943, saat ini menjabat sebagai profesor bidang ekonomi dan keuangan pada departemen ekonomi di Columbia University, New York, AS. Beliau mendapakan gelar doktor-nya dalam bidang ekonomi di M.I.T., USA, pada tahun 1967 dan setelah itu mendapatkan gelar anugrah doktor (honorary doctorates) dari 18 universitas di seluruh dunia, juga memperoleh 13 Fellowship dan Penghargaan.

Sebagai profesor dan ahli ekonomi, perjalanan karir Stiglitz sejak tahun 1966 sebagian besar adalah sebagai dosen/pro­fesor di berbagai universitas terkemuka di AS, kecuali saat be­liau menjabat sebagai Senior Vice President dan Chief Economist di World Bank pada tahun 1997 sampai tahun 2000. Selain itu, dalam perjalanan karirnya, Stiglitz juga menjabat, baik itu sebagai anggota board, kepala delegasi maupun posisi lainnya, di berbagai organisasi internasional. Juga, sebagai konsultan untuk perusahaan, institusi ataupun organisasi internasional seperti World Bank, OECD, Inter-American Development Bank, Electrical Power Research Institute, Bell Labs, dll. Juga sebagai konsultan pemerintah AS pada US State Deparment, US Treasury, dan Department of Justice. Dan untuk negara-negara bagian AS seperti Louisiana, Texas dan Alaska.

Sejak tahun 1966 Stiglitz telah menulis ratusan artikel dalam bidang ekonomi di berbagai terbitan, jurnal, majalah di seluruh dunia dan telah menulis 24 buku.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Tentang infid

International NGO Forum on Indonesian Development, adalah sebuah “payung” NGO (Organisasi Non-Pemerintah/Ornop) yang beranggotakan lebih dari 50 NGO dalam dan luar negeri. Berdiri tahun 1985 dengan nama INGI (Inter-NGO Conference on IGGI Matters), dimaksudkan sebagai forum NGO Indo­nesia dan non-Indonesia untuk masalah-masalah pembangunan di Indonesia, khususnya dalam kerangka memberikan kritik, masukan dan rekomendasi kepada IGGI (Inter Govern­mental Group on Indo­nesia), yang sejak tahun 1992 berubah menjadi CGI (Consul­tative Group on Indonesia) yang diketuai Bank Dunia.

Alamat:
Jl. Mampang Prapatan XI/23
Jakarta Selatan 12790
Tel. 79196721,22
Fax. 62-21-7941577
E-mail: infid@nusa.or.id
Website: www.infid.or.id

If you enjoyed this post Subscribe to our feed

No Comment

Post a Comment